Terdudukku disudut ruang
Memandang langit yang semakin petang
Hanya suara jangkrik menggema
Melolong-lolong sambut gelapnya dunia
Semua terasa mencengkram
Mencengkram dalam kesunyian
Dalam terik matahari esok
Ku masih terduduk disini
Bak seonggog sampah
Tertiup angin kemarau yang membakar jiwa
Tergores luka hingga berdarah-darah
Inginku menjerit sekuat tenaga
Tapi mulut terbungkam
oleh pisau kedukaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar