Halaman

Minggu, 25 November 2012

Indonesia's wonderful

Advertisement
The world’s fourth most populace country - 240 million and counting - is a sultry kaleidoscope that runs along the equator for 5000km. It may well be the last great adventure on Earth. From the western tip of Sumatra to the eastern edge of Papua is a nation that defies homogenisation. A land of so many cultures, peoples, animals, customs, plants, features, artworks and foods that it is like 100 countries melded into one (or is it 200?).
And we’re talking differences that aren’t just about an accent or a preference for goat over pork, we are talking about people who are as radically different from each other as if they came from different continents. No man may be an island but here every island is a unique blend of the men, women and children who live upon it. Over time deep and rich cultures have evolved, from the mysteries of the spiritual Balinese to the utterly non-Western belief system of the Asmat people of Papua.
Venturing through the islands of Indonesia you’ll see a land as diverse and unusual as those living upon it. Look at Sulawesi on a map, say what you think, and you’ll save yourself the cost of an ink blot test at a shrink. Or view Sumatra from the air and be humbled by a legion of nearly 100 volcanoes marching off into the distance, several capable of blowing at any time.
Dramatic sights are the norm. There’s the sublime: an orangutan lounging in a tree; the artful: a Balinese dancer executing precise moves that make a robot seem loose-limbed; the idyllic: a deserted stretch of blinding white sand on Sumbawa set off by azure water and virescent jungled hills; the astonishing: the mobs in a cool and glitzy Jakarta mall on a Sunday; the humbling: a woman bent double with a load of firewood on Sumatra; the solemn: the quiet magnificence of Borobudur.

Minggu, 09 September 2012

KIMIGAYO

Kimigayo


Langsung ke: navigasi, cari
君が代
Kimigayo.score.svg
Susunan musik Kimigayo.
Lagu kebangsaan  Jepang
Lirik Puisi Waka
Diadopsi 1999


kimigayo[1] (Jepang: 君が代 kimigayo?), dalam Bahasa Indonesia sering diterjemahkan sebagai "Semoga kekuasaan Yang Mulia berlanjut selamanya", adalah lagu kebangsaan Jepang. Ia adalah salah satu lagu kebangsaan yang terpendek di dunia, dengan panjang hanya 11 bar dan terdiri dari 32 karakter huruf saja.[2][3][4] Lagu ini ditulis dalam sebuah metrum Jepang Waka, sedangkan liriknya ditulis dalam zaman Heian (794-1185) dan melodinya ditulis pada akhir zaman Meiji. Melodi yang ada saat ini dipilih pada tahun 1880, dan menggantikan melodi sebelumnya yang tidak populer, yang digubah sebelas tahun sebelumnya.
Meskipun Kimigayo telah lama menjadi lagu kebangsaan de facto Jepang, lagu ini secara hukum baru diakui resmi pada tahun 1999 dengan disahkannya undang-undang mengenai bendera nasional dan lagu kebangsaan Jepang. Setelah ditetapkan, terdapat kontroversi mengenai diputarnya lagu kebangsaan tersebut pada perayaan-perayaan di sekolah umum. Kimigayo, seperti juga bendera Hinomaru, oleh beberapa pihak dianggap merupakan simbol dari imperialisme dan militerisme Jepang.[2]

Selasa, 04 September 2012

Kasih Rindu

Kau tahu, purnama ini begitu indah walau tak seindah senyummu yang terakhir kali masih kuingat
Kasih, aku lihat senyummu diantara bintang dan bulan purnama
aku dengar lewat hwmbusan angin dan gesekan daun-daun
tapi rinduku belum jua terobati
Kasih..
Apakah hari ini kau simpan rindu yang menggulung dihatiku?
Ah,bila saja mungkin ingin kulihat cinta dimatamu sekali lagi!

ISP

Internet Service Provider (ISP) adalah badan atau perusahaan yang bergerak di bidang penyedia jasa layanan internet. Untuk dapat terhubung ke internet, kita harus terdaftar menjadi pelanggan ISP. Pada saat menjadi pelanggan sebuah ISP kita diberi username dan password yang akan kita gunakan setiap kali akan mengakses internet. Biaya tagihan koneksi internet dibayarkan bulanan ke ISP. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, saat ini kita bisa mengakses internet di semua tempat walaupun tidak terjangkau telepon kabel, misalnya melalui jaringan GPRS dan pesawat handphone.
Berbagai Cara Menghubungkan Komputer ke Internet
1. Melalui Jaringan
Salah satu cara untuk terhubung ke internet adalah melalui jaringan, yaitu menghubungkan komputer kita ke jaringan komputer yang sudah tersambung ke internet. Kekurangannya adalah komputer kita harus berada di dekat jaringan komputer yang sudah tersambung ke internet kira-kira tidak lebih dari 100 meter, kalau letaknya berjauhan (lebih dari 100 meter) harus memakai peralatan tambahan seperti repeater atau antena. Cara ini banyak digunakan di perusahaan, kampus-kampus dan warnet-warnet. Sebuah komputer yang berfungsi sebagai server dihubungkan ke ISP melalui kabel telepon atau antena, kemudian komputer-komputer yang lain (komputer client) di jaringan tersebut bisa mengakses internet melewati server tersebut.
Ada 3 jenis jaringan komputer berdasarkan Topologinya, yaitu Jaringan tipe Bus, Ring dan Star. Tipe Bus dan Ring saat ini sudah kurang diminati lagi karena bahan sulit dicari di pasaran, kurang praktis dan rentan terhadap gangguan jaringan. Saat ini jaringan komputer banyak yang menggunakan tipe star karena setting dan perawatan yang mudah serta tidak banyak gangguan.
2. Melalui Saluran Telepon Langsung (Dial Up)
Cara paling praktis menghubungkan komputer ke internet untuk pengguna personal/pribadi (non warnet) adalah dengan menggunakan saluran telepon langsung atau disebut dengan koneksi dial up. Untuk melakukan sambungan internet dengan dial up maka yang harus tersedia adalah komputer, modem dial up, saluran telepon (kabel telepon) dan ISP Dial Up. Kecepatan akses internet menggunakan dial up adalah 56 kbps. Cara menghubungkannya adalah komputer dihubungkan ke modem dial up, kemudian modem disambung ke saluran telepon. Setelah itu modem di setting melalui komputer agar menghubungi ISP dial up tertentu.